Thursday 5 May 2022

Seni Beladiri Silat Yang Dikenal di Seluruh Dunia

 Dunia Silat Indonesia Semakin Maju | Bertempat di Bogota, Republik Kolombia yang menjadi tuan rumah Konvensi untuk Warisan Budaya Takbenda yang sedang berlangsung mulai dari tanggal 09 hingga 14 Desember 2019. Konvensi Warisan Budaya Takbenda yang dilaksanakan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) adalah  upaya untuk menjaga tradisi dan ekspresi lisan, seni pertunjukan, praktik sosial, ritual, acara meriah, pengetahuan dan praktik mengenai alam dan alam semesta atau pengetahuan dan keterampilan untuk menghasilkan kerajinan tradisional, yang merupakan warisan takbenda.

Setelah ditetapkannya Ombilin Coal Mining Hertage Of Sawahlunto atau Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto sebagai Warisan Budaya Dunia dari Indonesia. Saat ini dalam sidang Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda tahun 2019 ini Indonesia menanti Pencak Silat sebagai usulan warisan budaya tak benda dunia. (Intangible Cultural Heritage)



Kronologis pengusulan:

Pengajuan Pencak Silat Tradisi (Tradition Pencak Silat)  Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Swissbel Hotel Pondok Indah dilaksanakan Rapat Koordinasi Nominasi Warisan Budaya Takbenda. Rapat ini mengumpulkan pemangku kepentingan dari masing-masing Warisan Budaya Takbenda yang terdiri dari Pemerintah Daerah, Unit Pelaksana Teknis (Balai Pelestarian Nilai Budaya), pelaku budaya, komunitas dan akademisi. Rapat bertujuan untuk membentuk tim kerja yang akan membuat naskah akademik. Dalam rapat persiapan ini juga membahas mengenai formasi tim kerja, panduan penyusunan naskah akademik dan rencana aksi, dan penentuan tim penilai. Pada rapat ini ditentukan 3 tim penilai yaitu Edi Sedyawati, Harry Waluyo, dan Serrano Sianturi. Usulan penominasian terdapat 4 (empat) Warisan Budaya Tak benda yang layak untuk yaitu Pencak Silat, Pawukon (Penanggalan Tradisional), Pantun, dan Lariangi.

Pada Kamis, 20 Oktober 2016 di Ruang Rapat Lantai 6, Gedung E, Kemdikbud dilaksanakan rapat Rapat Penyusunan Penilaian Nominasi Warisan Budaya Tak benda. Rapat ini dilakukan bersama dengan tim penilai yaitu Edi Sedyawati, Harry Waluyo, Idham Setiady. Rapat ini membahas tentang sistem penilaian naskah akademik serta mempertajam kriteria penilaian.

Kemudian dilanjutkan dengan Rapat Penilaian Nominasi Warisan Budaya Tak benda yang dilaksanakan pada 2-4 November 2016 bertempat di Swissbel-Hotel Pondok Indah, Jakarta. Pada rapat ini dilakukan pemaparan masing-masing tim kerja dan penilaian oleh Tim Penilai. Selain itu juga diadakan rapat untuk penyusunan rekomendasi pemilihan nominasi ICH tahun 2019 kepada menteri.

Pada Senin, 28 November 2016, bertempat di Ruang Rapat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Gd. A, Lt.2 Rapat Penentuan Nominasi Warisan Budaya Tak benda. Rapat ini dilakukan untuk menentukan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang akan diusulkan ke dalam UNESCO ICH List tahun 2017. Rapat ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Edi Sedyawati, Harry Waluyo, dan Idham Bactiar Setiadi. Rapat ini membahas mengenai penilaian tim penilai dan mempertimbangkan berbagai hal untuk menentukan warisan budaya takbenda yang akan diusulkan.

Ada empat Warisan Budaya Tak benda yang diajukan untuk mengikuti seleksi nominasi ICH UNESCO diantaranya adalah Pencak Silat, Pawukon (PenanggalanTradisional), Pantun Melayu, dan Lariangi. Hasil rapat memutuskan bahwa PencakSilat yang akan diajukan sebagai nominasi ICH UNESCO tahun 2017 dan dibahas pada siding ke 14 Intergovernmental committee UNESCO di Bogota, Kolombia. Kemudian keputusan Tim Penilai tersebut dikuatkan oleh Berita Acara Menteri yang diterbitkan pada tanggal 28 November 2016 dengan No. 74890/ MPK.E/ HK/2016.

No comments:

Post a Comment

Silat Indonesia: Sejarah, Gaya, dan Peran dalam Budaya

infosilatindoaja | Silat adalah seni bela diri tradisional Indonesia yang telah menjadi bagian integral dari budaya dan sejarah bangsa. Dal...